Sabtu, 15 Juli 2023

Mengapa Wanita Banyak Bicara?


 

”Seorang wanita mencemaskan tentang masa depannya hingga dia memperoleh seorang suami. Seorang pria tidak pernah mencemaskan tentang masa depannya hingga dia memperoleh seorang istri.”

Kita adalah satu-satunya spesies yang memiliki masalah berkelanjutan dengan ritual perkawinan, pacaran, dan menjalin hubungan—sementara spesies-spesies lainnya berjalan dengan baik dan beres-beres saja.

Kemampuan wanita yang sangat besar dalam hal berbicara adalah salah satu konsep yang paling sulit untuk dimengerti oleh hampir semua pria. Pada zaman dahulu para wanita berkembang di dalam sebuah situasi hidup berkelompok dengan para wanita lainnya dan anak-anak yang semuanya berada di dekat gua. Kemampuan untuk mengikat dan membina hubungan dekat adalah hal tertinggi demi kepentingan bertahan hidup para wanita. Para pria berkembang secara diam-diam dalam keadaan duduk di sebuah bukit, sambil mencari target yang sedang bergerak. Tatkala para wanita sibuk melakukan kegiatan apa saja secara bersama-sama, mereka akan terus-menerus berbicara sebagai sarana untuk membangun ikatan. Tatkala para pria sedang berburu atau mencari ikan, tak seorang pun yang bicara karena takut mangsa mereka akan terkejut. Tatkala seorang pria modern pergi memancing atau berburu dia masih tetap tidak banyak bicara. Tatkala wanita modern pergi berkumpul (belanja) mereka masih tetap bicara terus-menerus. Wanita tidak membutuhkan adanya suatu alasan untuk melakukan percakapan dan tidak membutuhkan tujuan akhir. Mereka bercakap-cakap untuk membina sebuah hubungan satu sama lain.

Yuk, kita simak alasan mengapa wanita banyak bicara

1. Otak wanita memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggunakan fungsi-fungsi bicara dan bahasa.

Dalam ilustrasi hasil pemindaian otak MRI pria dan wanita dalam percakapan satu sama lain, wilayah-wilayah yang gelap adalah bagian bagian yang aktif di dalam otak. Hasil pemindaian otak ini memperlihatkan bagaimana otak seorang wanita memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggunakan fungsi-fungsi bicara dan bahasa. Otak seorang wanita dengan mudahnya dapat menghasilkan 6.000–8.000 kata yang dapat diucapkan dalam sehari. Bandingkan perbedaannya dengan hasil maksimal seorang pria yang sehari hanya 2.000–4.000 kata. Anda dapat melihat mengapa kapasitas bicara wanita mengakibatkan begitu banyak masalah bagi para pasangan. Seorang pria pekerja dapat kehabisan kata-katanya pada sore hari lalu sampai di rumah untuk menjumpai seorang wanita yang bisa saja masih memiliki persediaan 4.000–5.000 kata yang siap diluncurkan! Dua orang wanita dapat menghabiskan waktu mereka sepanjang hari bersama-sama dan kemudian dengan mudahnya masih bisa bercakap-cakap lagi selama satu jam di telpon setelah mereka berada di rumahnya masing-masing. Tanggapan seorang pria atas hal ini, “Mengapa tidak kaukatakan saja semuanya kepada dia sewaktu bertemu dengannya tadi?” Dengan memiliki otak yang lemah dalam hal kemahiran berbicara dan bahasa memberikan penjelasan mengapa terdapat masalah-masalah tertentu dalam hal kemampuan berbicara: pria melebihi jumlah wanita sekitar tiga hingga empat kali dalam hal cedal/selip lidah, dan sepuluh kali dalam hal dyslexia (kesulitan membaca dan menulis karena tak mampu membedakan bentuk huruf.

2. Otak pria berorientasi pada solusi. Otak wanita berorientasi pada proses.

Otak pria memiliki konfigurasi untuk memecahkan masalah dan untuk terus-menerus mendatangkan solusi. Para pria menggunakan kemampuan bicara dan bahasa yang dimilikinya untuk mengomunikasikan fakta-fakta dan data. Hampir semua pria “hanya akan bicara bila perlu,” yaitu, tatkala mereka menyampaikan fakta-fakta, data atau solusi. Hal ini menciptakan problem yang serius tatkala sedang berkomunikasi dengan wanita karena “bicaranya” wanita sama sekali berbeda. Bagi wanita “bicara” digunakan sebagai sebuah bentuk penghargaan dan untuk menjalin ikatan dengan orang lain. Contoh sederhananya, bila dia menyukai atau mencintai Anda, bila dia setuju atas apa yang sedang Anda katakan atau ingin agar Anda merasa diterima dan penting, dia akan bicara kepada Anda; bila dia tidak menyukai Anda, dia tidak akan bicara.

3. Wanita menggunakan kebisuan untuk menghukum pria. Namun pria menyukai keheningan.

Tatkala seorang wanita, di sisi lain, berbagi emosi atau masalahnya dengan seseorang, dia sedang memperlihatkan bahwa dia mempercayai orang itu karena rahasia-rahasia yang sedang diberitahukannya. Demikian juga sebaliknya—bila dia tidak suka atau tidak cinta kepada orang itu, tidak setuju dengan apa yang sedang dikatakan, atau dia ingin menghukum orang tersebut, dia akan berhenti bicara. Kebisuan digunakan sebagai sebuah bentuk hukuman dan adalah sebuah taktik yang efektif manakala diterapkan terhadap wanita lain. Taktik ini tidak berlaku pada pria—pria merasa adanya tambahan “kedamaian dan keheningan” adalah sebuah bonus. Maka bila seorang wanita mengancam, “Aku tak akan pernah bicara denganmu lagi!” maka hal itu harus dipandang serius— bukan secara harafiah. Bila seorang wanita ingin menghukum seorang pria, cara terbaik adalah dengan bicara nonstop kepadanya dan terus mengubah-ubah pokok pembicaraan.

Pahamilah bahwa maksud utama dari “bicaranya” seorang wanita adalah semata-mata untuk bicara. Tujuannya adalah untuk merasa lebih baik dengan membicarakan hari yang dialaminya dan menjalin ikatan dengan diri Anda—tidak diperlukan adanya solusi. Yang perlu Anda lakukan hanya mendengarkan dan memberikan semangat kepadanya. Isi dari pembicaraan seorang pria tidaklah penting, partisipasinyalah yang dihitung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi PRABOWO GEMOY terbukti berhasil ?

Generasi  Muda  yang  terkesan  sedikit  santai  tentusaja  enggan  untuk terlalu  memikirkan hal – hal yang cukup rumit. Tim Kampanye Prabo...