Sabtu, 15 Juli 2023

Prinsip Pemberian Antibiotik


 

Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang paling sering digunakan pada bidang kesehatan. Sesuai dengan namanya, obat pada golongan ini digunakan untuk melawan berbagai kuman atau mikroorganisme (khususnya bakteri) jahat yang masuk ke dalam tubuh. Obat golongan ini bekerja dengan berbagai cara untuk mencegah kuman berkembang atau merusak fungsi beberapa bagian pada bakteri sehingga sistem imun lebih mudah untuk menyingkirkannya. 

Akan tetapi, belakangan terjadi suatu peristiwa dimana sebagian besar jenis antibiotik tak mampu lagi untuk memberikan efek pada kuman. Peristiwa ini dikenal dengan resistensi antibiotik. Antibiotik tidak dapat sembarangan diberikan kepada pasien-pasien tertentu sehingga diperlukan adanya rasionalitas antibiotik. Antibotik yang resisten tidak akan mampu untuk merusak struktur tertentu dari bakteri sehingga bakteri dapat berkembang pada tubuh dan membuat perjalanan suatu penyakit tetap berlanjut. Untuk kondisi seperti ini, diperlukan pemberian antibiotik dari golongan tertentu yang memiliki efektivitas lebih tinggi terhadap bakteri (sensitif). Munculnya resistensi terhadap antibiotik tertentu muncul karena pemberian antibiotik yang tidak adekuat dan tidak terukur serta pemberian yang tidak sesuai (irrasional). A 8 Rasionalitas antibiotik merujuk kepada pemberian antibiotik yang sesuai dengan indikasi, sesuai dosis, dan sesuai lama pemberiannya. Untuk mengetahui bagaimana pemberian antibiotik yang rasional maka sebelumnya kita harus memahami prinsip pemberian antibiotik.

Pada proses pemberian antibiotik terdapat beberapa prinsip yang harus kita sadari dan kita terapkan dalam praktik sehari-hari. Prinsip tersebut adalah: 

• Antibiotik bukan suatu antipiretik (penurun panas). Peningktan suhu saja bukan merupakan indikasi pemberian antibiotik. 

• Sebaiknya, sebelum memulai terapi antibiotik, usahakan untuk mengisolasi patogen dari fokus infeksi. 

• Jika pemberian antibiotik tidak memberikan efek 3-4 hari, pertimbangkan kemungkinan-kemungkinan berikut: 

a) Golongan antibiotik yang diberikan tidak tepat 

b) Obat yang diberikan tidak mencapai lokasi atau fokus infeksi 

c) Kegagalan dalam mengidentifikasi patogen penyebab (Misalnya infeksi virus, jamur atau parasit) 

d) Abses, dan 

e) Sistem imun yang tidak efektif 

• Jika pemberian antibiotik tidak lagi diperlukan, segera hentikan. Durasi penggunaan antibiotik berbanding lurus dengan bahaya yang diberikan. Semakin lama antibiotik digunakan maka akan semakin besar kemungkinan antibiotik mengalami resisten, semakin besar toksisitas, dan semakin besar efek samping yang ditimbulkan. 

• Banyak antibiotik topikal yang dapat diganti dengan antiseptik.

 • Pada Demam tanpa diketahui penyebabnya (fever unknown origin) maka kultur darah harus dilakukan untuk pemberian antibiotik yang tepat. 9 

• Pada pasien yang menunjukkan gejala infeksi sistemik (bahkan tanpa demam) maka kultur darah juga harus dilakukan agar pemberian antibiotik menjadi tepat. 

• Antibiotik profilaksis perioperatif harus diberikan sesingkat mungkin. Pada beberapa tindakan operasi antibiotik dosis tunggal sudah cukup. 

• Sensistivitas antibiotik berdasarkan antibiogram tidak selalu berarti bahwa antibiotik yang sensitif merupakan antibiotik yang efektif. Lebih dari 20% hasil menunjukkan positif palsu atau negatif palsu karena keterbatasan metode uji sensitivitas antibiotik serta laboratorium bakteriologi yang tidak terstandar.

 • Cara pengambilan sampel dari fokus infeksi dan transpornya (media) merupakan hal yang sangat penting dalam membantu diagnosis dan penggunaan antibiotik yang tepat.

 • Antibiotik sering diberikan lebih lama daripada kebutuhan. Pada kebanyakan penyakit, pemberian antibiotik 3-5 hari paska demam sudah memadai.

 • Jangan mengganti golongan antibiotik terlalu cepat. Bahkan antibiotik dengan kombinasi terbaik butuh waktu 2-3 hari untuk membuat suhu tubuh menjadi kembali normal.

 • Pertahankan antibiotik yang telah menunjukkan outcome baik ketika anda gunakan. Terkadang antibiotik terbaru lebih mahal dan hanya bermanfaat pada indikasi tertentu. Jangan biarkan representatif dari perusahaan obat atau brosur yang mengkilat menyebabkan anda beralih dari pengalaman praktik dan klinis baik anda dengan menggunakan antibiotik standar (contohnya: penisilin, kotimoksazol, eritromisin, tetrasiklin).

 • Singkirkan alergi sebalum memberikan terapi antibiotik. Banyak pasien yang alergi dengan penisilin bahkan tanpa riwayat alergi sebelumnya. 10

• Perhatikan interaksi obat yang mungkin jika diberikan bersamaan dengan antibiotik.

 • Selain prinsip pemberian antibiotik di atas terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi pada pemberian antibiotik yaitu:

 1. Menggunakan golongan obat dengan spektrum luas sementara obat spektrum sempit sebenarnya telah memadai 

2. Durasi terapi yang berlebihan 

3. Pemberian terapi intravena ketika sebenarnya terapi oral memiliki efektifitas yang sama dengan intravena

 4. Mengkombinasikan antibiotik ketika terapi antibiotik tunggal sudah memadai 

5. Gagal untuk merubah antibiotik berdasarkan hasil uji sensitivitas antibiotik yang tersedia

 6. Gagal dalam melakukan penyesuaian dosis pada kasus pasien dengan penurunan fungsi hepar atau ginjal

 7. Tidak mengetahui pengetahuan terbaru terkait dengan resistensi antibiotik sehingga meresepkan agen yang salah pada penyakit tertentu

 8. Sering berasusmsi suatu kasus merupakan kasus yang buruk atau parah. Misalnya selalu memnggukan antibiotik kombinasi untuk patogen seperti Pseudomonas Perubahan dalam terapi antibiotik selalu terjadi karena perkembangan stimultan dari resistensi antibotik serta munculnya patogen baru.

Sehingga seorang dokter harus selalu memperbaharui pengetahuannya terhadap terapi antibiotik sehingga raionalitas antibiotik dapat tercapai dan mengurangi jumlah patogen yang resisten terhadap antibiotik tertentu.

 Referensi: Frank U and Tacconelli E. The Daschner Guide to In-Hospital Antibiotic Therapy. 2nd Edition. Springer Medizin Verlag Heidelberg. 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi PRABOWO GEMOY terbukti berhasil ?

Generasi  Muda  yang  terkesan  sedikit  santai  tentusaja  enggan  untuk terlalu  memikirkan hal – hal yang cukup rumit. Tim Kampanye Prabo...