Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner. Merokok meningkatkan resiko 2 sampai 3 kali lipat dan dapat berinteraksi dengan faktor resiko lainnya untuk melipat gandakan resiko. Sebagai salah satu faktor resiko, rokok memiliki efek langsung pada pembuluh darah yaitu terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah koroner, bahan kimia pada tembakau memiliki efek destruktif baik pada jantung maupun pembuluh darah dan pembuluh darah koroner di jantung. Faktor resiko dari Aterosklerosis berupa faktor resiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terdiri dari usia, jenis kelamin, ras, genetik dan lain-lain. Sedang faktor resiko yang dapat dirubah terdiri dari diet, merokok, kurangnya aktivitas fisik, diabetes mellitus, dan lain-lain. (Yudanardi, 2016)
Perilaku merokok yang lama dan banyaknya rokok yang dikonsumsi maka akan meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
Aterosklerosis disebabkan oleh penumpukan lipid/lemak dan zat-zat lainnya di dinding pembuluh darah yang menumpuk akan mengeras dan membentuk plak. Plak-plak inilah yang menghambat peredaran darah ke jantung dimana akan terjadi penyumbatan secara perlahan. Bagian dalam arteri dilapisi oleh Endotel yaitu lapisan sel tipis yang berfungsi menjaga arteri dalam keadaan fisiologis. Endotel arteri yang normal menjaga peredaran darah ke jantung tetap lancar. Endotel dapat mengalami kerusakan karena pengaruh tekanan darah tinggi, merokok, atau kolesterol tinggi. Rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar penyebab kematian yang sulit dicegah dalam masyarakat. Berbagai pengaruh rokok terhadap kesehatan manusia antara lain menyebabkan penyakit jantung koroner, thrombosiskoroner, kanker, bronchitis atau radang tenggorokan. Perilaku merokok dinilai dari lamanya merokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi dalam satu hari, dampaknya terhadap arteri koroner berupa keparahan aterosklerosis yang dinilai dari pemeriksaan arteri koroner pasien yang berupa analisis visual perkiraan terbaik yang disebut vessel score yang melaporkan seberapa besar penyempitan/pengurangan diameter lumen arteri koroner yaitu 0% (normal), 10% (minor irregular), 25% (lesi 1/4), 35% (lesi 1/3), 50% (lesi 1/2), 75% (lesi 3/4), 90% (high-grade), 95% (subtotal), 100% (total). (Lim YT dkk, 1996. Dikutip Ramandika., 2012)Perilaku merokok mempengaruhi tingkat keparahan aterosklerosis yang diderita pasien penyakit jantung koroner, semakin lama perilaku merokok pasien mungkin akan semakin parah aterosklerosis yang diderita pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar