Jumat, 11 Agustus 2023

Proses Infeksi


Proses infeksi adalah interaksi mikroorganisme patogen dengan makroorganisme di bawah kondisi lingkungan dan sosial tertentu. Konsep “Penyakit infeksi” adalah gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme -seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. 

Banyak mikroorganisme hidup di dalam dan di tubuh kita. Mereka biasanya tidak berbahaya atau bahkan membantu, tetapi dalam kondisi tertentu, beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit.

 Beberapa penyakit menular dapat ditularkan dari orang ke orang. Infeksi dapat menimbulkan gejala klinis ataupun mungkin asimtomatik, yang dikenal sebagai carrier (pembawa parasit, bakteri, virus). Manifestasi infeksi secara klinis dapat berlangsung dengan cara yang khas ataupun tidak khas (atipikal). Pasien dengan bentuk infeksi yang khas menunjukkan semua gejala spesifik untuk penyakit tertentu. Manifestasi klinis penyakit infeksi biasanya digolongkan sebagai ringan, sedang, dan berat; dan sesuai dengan durasinya, penyakit bisa digolongkan ke dalam penyakit akut atau kronis.

 Infeksi akut (misalnya cacar, campak) dicirikan oleh singkatnya masa tinggal agen penyebab di dalam tubuh seseorang atau host. Infeksi kronis (seperti brucellosis, tuberculosis) dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Seseorang dengan infeksi subklinis (baik akut maupun kronis) terlihat dalam kondisi sehat, dan penyakit hanya dapat didiagnosis dengan mendeteksi agen penyebab, antibodi spesifik, serta perubahan fungsional maupun morfologi dalam organ dan jaringan yang spesifik untuk penyakit tertentu. Pasien seperti ini (atau Carrier) berisiko menularkan penyakit pada orang-orang di sekitarnya karena mereka adalah sumber infeksi. Infeksi subklinis berulang seperti poliomielitis, difteri, influenza, dan beberapa infeksi akut lainnya dapat mendorong pembentukan imunitas komunal (herd imunity). Bentuk subklinis baik akut dan kronis (keadaan karier) lebih sering terjadi pada demam tifoid, paratifoid B, salmonellosis, virus hepatitis B, dll. Infeksi asimtomatik dapat bersifat subklinis dan laten. Bentuk infeksi laten atau persisten (berkepanjangan) pada manusia maupun hewan merupakan interaksi asimptomatik yang berlangsung lama antara host dengan agen patogenik yang hadir dalam bentuk yang termodifikasi (‘defek/cacat’). Agen patogen yang “cacat” ini bisa berupa partikel virus maupun bakteri yang berada dalam bentuk L, sferoplas dll.

 Ketika berada di dalam sel host, bentuk-bentuk ini bertahan untuk jangka waktu yang lama dan tidak dilepaskan ke lingkungan. Di bawah pengaruh berbagai faktor seperti efek termal, cedera, trauma psikis,transplantasi, transfusi darah, maupun berbagai kondisi penyakit, infeksi persisten dapat diaktifkan dan menjadi nyata secara klinis. Agen penyakit mendapatkan kembali sifat patogeniknya. Selain persistensi virus yang telah diketahui dengan baik, pada saat ini persistensiagen patogen lainnya juga dipelajari secara intensif pula, mis. pada bentuk L streptococci, staphylococci, meningococci, vibriocholera, bacilli demam tifoid, serta mikroorganisme yang menyebabkan dipteri, tetanus, dll.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi PRABOWO GEMOY terbukti berhasil ?

Generasi  Muda  yang  terkesan  sedikit  santai  tentusaja  enggan  untuk terlalu  memikirkan hal – hal yang cukup rumit. Tim Kampanye Prabo...