Sabtu, 12 Agustus 2023

Psikologi Positif (Positive Psychology)

Psikologi Positif disepakati sebagai isu penting di era Millenium (sekitar tahun 2000) oleh APA (American Psychologist Assosciation). Kajian mengenai Psikologi Positif disepakati masuk dalam ranah Kesehatan Mental (Mental Health) dan Kesejahteraan sebagai kajian lanjut pada ilmu gangguan mental (Psikologi Klinis). Beberapa tokoh pioneer dalam pengembangan Psikologi Positif: Carl Rogers (1951), Abraham Maslow (1954, 1962), Jahoda (1958), Erikson (1963, 1982), Vaillant (1977), Deci & Ryan (1985), Riff & Singer (1996). Tokoh Psikologi Positif saat ini: Martin E.Selligman, Christhopher Peterson, Tracy A.Steen, dan Nansook Park.

Untuk memahami Psikologi Positif secara utuh, perlu diyakini bahwa manusia bukan hanya sebagai individu yang memiliki masalah psikologis semata. Akan tetapi, setiap manusia memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik dan mampu mengelola hal tersebut. Sehingga dalam Psikologi Positif lebih diutamakan bagaimana seseorang berfungsi secara optimal dan faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap hal tersebut. Menurut beberapa ahli definisi Psikologi Positif adalah upaya teoritik dan riset mengenai proses membuat hidup menjadi lebih bermakna (Peterson & Park, 2003). Psikologi Positif merupakan ilmu yang mempelajari kondisi dan proses-proses yang berpengaruh pada pengembangan atau fungsi optimal dari individu, kelompok, dan institusi (Gable & Haidt, 2005). Sedangkan menurut Compton (2005), Psikologi Positif merupakan ilmu yang menggunakan teori-teori psikologis, penelitian, dan teknik intervensi untuk memahami sisi positif, adaptif, kreatif, dan elemen-elemen yang bermakna secara emosional pada perilaku manusia.

Tujuan yang ingin dicapai pada kajian Psikologi Positif adalah kebahagiaan (happiness). Kebahagiaan pada manusia, meliputi perasaan positif (kenyamanan-enjoyable) dan kegiatan positif tanpa unsur perasaan (keterlibatan).

Terdapat tiga pilar utama dalam Psikologi Positif, yaitu:

 a. Pengkajian terhadap karakter positif (virtues), yaitu: kreatif, memiliki rasa ingin tahu, memiliki keterbukaan pikiran, memiliki Kegemaran belajar, memiliki kearifan, memiliki Keberanian, tabah dalam kesulitan, murah hati, penuh semangat. 

b. Pengkajian terhadap emosi positif, yaitu: kebahagiaan (Happiness), kasih sayang (Love), bersyukur (Gratitude), memaafkan (Forgiveness), mengharap hal baik (Hope), gembira (Humor). 

c. Pengkajian terhadap institusi positif, seperti pemerintah yang demokrasi, keluarga yang kukuh, organisasi yang menjunjung kebebasan informasi, yang mana masing-masing memiliki sifatsifat: adil, peduli (caring), bertanggung jawab, beradab (civil society), toleransi, non-diskriminatif, saling mendukung , saling menghargai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi PRABOWO GEMOY terbukti berhasil ?

Generasi  Muda  yang  terkesan  sedikit  santai  tentusaja  enggan  untuk terlalu  memikirkan hal – hal yang cukup rumit. Tim Kampanye Prabo...