Sabtu, 12 Agustus 2023

Senjata Tradisional Suku Dayak

 


Senjata tradisional Suku Dayak sudah tercipta jauh sebelum masa penjajahan. Dahulu kala, beberapa senjata tradisional ini digunakan untuk berburu. Hingga pada masa penjajahan Belanda, senjata ini digunakan sebagai alat perlindungan diri atau alat perang. Beberapa senjata itu antara , sipet/sumpit, mandau, tombak, perisai/tameng, dan dohong.

a. Sipet/sumpit Suku Dayak 

Adalah senjata yang berbentuk bulat dengan ukuran diameter dua hingga empat sentimeter dan memiliki panjang satu hingga tiga meter. Dibagian tengah sipet/sumpit ini memiliki lubang dengan diameter 0,25 cm hingga 0,75 cm yang digunakan untuk peluru (anak sumpit). Konon katanya, pada masa penjajahan Belanda, senjata ini lebih ampuh daripada senapan milik Belanda dan anak sumpit yang telah diberi racun sebagai andalannya. 

b. Mandau 

Adalah senjata tradisional Suku Dayak sejenis pedang, akan tetapi memiliki ukiranukiran bermotif dan dihiasi dengan bulu burung ataupun rambut manusia (mandau asli). Mandau sendiri dianggap keramat bagi Suku Dayak dan sebagai senjata turun menurun dari nenek moyang Suku Dayak. Mandau juga memiliki nilai religius. Bagi Suku Dayak, ada istilah “Mandau Terbang” yang dimana mandau tersebut terbang dengan sendirinya mengejar musuhnya tanpa salah sasaran. 

c. Tombak. 

Seperti tombak pada umumnya, tombak Suku Dayak merupakan senjata yang memiliki ukuran panjang 1,5 hingga 2 meter yang terbuaat dari rotan ataupun kayu yang keras dengan dilengkapi ujung yang runcing dari besi. Selain untuk senjata dalam peperangan, tombak juga biasa digunakan masyarakat Suku Dayak untuk berburu. d. Tameng Suku Dayak merupakan senjata untuk perlindungan diri. Biasanya terbuat dari kayu yang ringan tetapi mempunyai struktur yang kuat. Memiliki ukuran 1 hingga 2 meter dan dilengkapi pegangan pada bagian dalam tamengnya. Selain itu, tameng Suku Dayak juga memiliki hiasan pada bagian depannya berupa ornamen ciri khas Suku Dayak. e. Dohong merupakan senjata yang memiliki kemiripan dengan keris. Akan tetapi, dohong memiliki ukurang yang lebih besar dan bukan hanya runcing dibagian ujung tetapi juga sisi-sisinya juga sangat tajam. Tidak sembarangan orang dapat menggunakan dohong. Dohong biasanya hanya digunakan oleh kepalakepala suku, panglima, demang adat, dan pemimpin Suku Dayak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi PRABOWO GEMOY terbukti berhasil ?

Generasi  Muda  yang  terkesan  sedikit  santai  tentusaja  enggan  untuk terlalu  memikirkan hal – hal yang cukup rumit. Tim Kampanye Prabo...