Manajemen Laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan menajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan dan masa menyusui bayi.
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamilan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal) dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Prasetyono, 2012).
Manajemen laktasi dapat dikatakan berhasil bila dapat mengubah perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif. Dimana perilaku ibu menyusui merupakan suatu aktivitas atau kegiatan ibu dalam mempraktekkan pemberian ASI eksklusif, sehingga keberhasilan dalam manajemen laktasi mengenai ibu menyusui dan ASI eksklusif dipengaruhi oleh perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif (Maryam, R.Siti, Dkk, 2015).
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum (Rahman, 2017).
Pemberian ASI eksklusif juga dapat dihambat beberapa hal seperti rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat ASI, cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi, faktor sosial budaya, gencarnya promosi susu formula, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya dan kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja. Hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif, yang menyebabkan penggunaan susu botol/susu formula lebih dini. Kondisi tersebut diperberat lagi dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun.
Dampak yang terjadi pada bayi bila tidak diberikan ASI eksklusif oleh ibu yaitu bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu), seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), pneumonia, diare dan pada ibu menyebabkan resiko kanker payudara, biaya kesehatan untuk pengobatan semakin meningkat tiap tahunnya, IQ (Intelligence Quotient) pada anak menjadi menurun bila tidak mendapatkan ASI eksklusif dan biaya susu formula semakin meningkat pada setiap keluarga yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan(Dwi Sunar Prasetyo, 2017).
Pentingnya pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dari penyakit-penyakit secara umumnya seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia dan diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar