Generasi Muda yang terkesan sedikit santai tentusaja enggan untuk terlalu memikirkan hal – hal yang cukup rumit. Tim Kampanye Prabowo – Gibran dengan sigap membaca semua itu dan memanfaatkannya dengan baik dengan hal sederhana namun mampu meraih banyak simpati yakni dengan strategi “GEMOY”.
Saat berbicara tentang Bobby dan Politik tentu yang pertama terlintas dalam pikiran adalah sosok Bobby Nasution, menantu Jokowi. Tapi, kali ini kita tidak sedang membicarakan Bobby yang itu! Kita sedang membicarakan tentang Bobby Kertanegara!
Prabowo-Gibran adalah pasangan yang paling sering mangkir dalam acara debat Capres – Cawapres yang diadakan pihak Televisi maupun Perguruan Tinggi. Padahal acara debat merupakan sarana untuk menyampaikan visi dan misi kedepan jika mereka terpilih. Akan tetapi, pasangan Prabowo – Gibran memilih untuk mangkir dan hanya akan mau menghadiri jika debat itu diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ramai diperbincangkan mengenai Draf Rancangan Undang – Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) mengenai Gubernur Jakarta yang akan dipilih oleh Presiden. Hal ini tentu saja menjadi gejolak kontroversi mengingat selama ini Gubernur Jakarta dipilih melalui Pilkada dan Jakarta adalah kota yang memiliki indeks Demokrasi yang cukup tinggi.
Pencalonan Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo) menjadi Cawapres dan terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memunculkan suatu kasak kusuk tentang Dinasti Politik. Sebenarnya Apa yang dimaksut dengan Dinasti Politik dan seberapa bahayanya terhadap Demokrasi?
Pasangan Capres dan Cawapres dengan nomer urut 3 yakni Ganjar Pranowo dan Mahfiud MD Layak untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024. Kenapa?
Pasangan Capres dan Cawapres dengan nomer urut 2 yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Layak untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024. Kenapa?
Pasangan Capres dan Cawapres dengan nomer urut 1 yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Layak untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024. Kenapa?
